Isi Artikel
Anda pasti jarang mendengar tentang teks jenis eksemplum bukan? Teks eksemplum ini biasanya hadir sebagai wujud kisah dari seorang tokoh. Karenanya, pengalaman yang dialami oleh tokoh menjadi suatu hal yang sangat vital dalam teks ini. Terlebih jika pengalaman tersebut saling berkorelasi dengan nilai-nilai moral yang ada di masyarakat.
Seringkali eksemplum hadir dalam balutan kisah inspiratif untuk menginspirasi orang lain atau pembacanya. Inti dari pembagian kisah ini memang agar tiap orang bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari pengalaman seseorang.
Untuk lebih rinci mengulik teks ini, simak uraian mengenai pengertian, struktur, karakteristik, unsur kebahasaaan, dan beberapa contoh eksemplum berikut.
Pengertian Teks Eksemplum
Pada dasarnya teks eksemplum adalah suatu teks berisi bacaan yang menceritakan pengalaman hidup seorang manusia. Pengalaman ini bisa berupa hal yang baik maupun buruk. Biasanya cerita diawali dengan pengenalan tokoh terlebih dahulu. Setelahnya, barulah beranjak pada cerita inti yang pernah dialami pihak bersangkutan.
Bagian akhir teks ini umumnya ditutup dengan sebuah interpretasi. Interpretasi inilah yang merupakan pokok makna dari kejadian yang dialami tokoh. Bagian penting mengenai nilai-nilai dan amanat bisa dipetik dari interpretasi ini.
Struktur Teks Eksemplum
Struktur dalam sebuah eksemplum sangatlah penting untuk menjadikannya satu bacaan utuh yang bermakna sesuai tujuannya. Dalam membuat teks jenis ini, perhatikan struktur yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut;
#1 Orientasi
Yakni suatu bagian pembuka pada awalan teks, bisa berupa prolog maupun pengenalan tokoh. Fungsi orientasi ini adalah sebagai pengantar agar pembaca tak terkejut jika langsung masuk ke dalam cerita karena telah mengetahui latar belakang tokoh terlebih dahulu.
#2 Insiden
Yakni bagian inti atau masalah yang pernah dihadapi sang tokoh dan diceritakan kembali untuk dijadikan pembelajaran. Bagian ini merupakan nyawa dalam teks berjenis eksemplum karena kejadian tersebutlah yang menjadi titik balik pembelajaran bagi si tokoh.
#3 Interpretasi
Yakni bagian yang berisi pembelajaran berupa pesan moral, bisa pula dalam bentuk evaluasi, ataupun imbas yang didapat dari insiden yang dialami pelaku.
#4 Koda
Merupakan bagian penutup alias epilog untuk mengakhiri cerita. Kehadirannya dalam eksemplum bersifat opsional, bisa ada, bisa tidak.
Ciri-Ciri Teks Eksemplum
Sebenarnya teks eksemplum memiliki karakteristik tersendiri sehingga mudah dikenali di antara teks jenis lainnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa ciri yang biasa terkandung dalam eksemplum berikut ini.
- Umumnya teks ini berisi kisah mengenai sebuah peristiwa tak diinginkan yang memberikan pembelajaran dan membawa perubahan pada si pelaku. Cari tahu juga tentang recount text
- Memiliki struktur teks lengkap yang membuatnya menjadi kesatuan cerita yang utuh dan runtut. Mulai dari orientasi, insiden, hingga interpretasi, dan koda (bersifat opsional).
- Peristiwa yang menjadi poin utama disampaikan dengan runtut dan jelas, sehingga pembaca lebih mudah memahaminya.
- Menggunakan bahasa yang bersifat naratif. Artinya, kebahasaan dalam eksemplum sama seperti cerita naratif lainnya yang fokus menguraikan suatu peristiwa secara sistematis dan runtut.
- Biasanya cerita yang dikisahkan dalam eksemplum membuat perubahan pada tokoh di dalam cerita. Di titik inilah, tokoh bisa menginspirasi orang untuk mengambil pelajaran dari kisahnya untuk tak melakukan hal yang sama. Atau, jika sedang mengalaminya, diharapkan orang bisa lebih bijak dalam menghadapi situasinya saat ini.
Unsur Bahasa Teks Eksemplum
Dalam hal kebahasaan, ada beberapa unsur yang terdapat dalam eksemplum, antara lain;
1. Mengandung kalimat kompleks, artinya di dalam teks ini biasa ditemukan adanya teks dengan dua kata kerja utama di dalam satu kalimat. Hal ini umum terjadi pada jenis teks kompleks. Terlebih dalam eksemplum menggunakan bahasa naratif yang sering berisikan kalimat panjang.
Pahami Juga: Teks Anekdot
2. Kerap menggunakan konjungsi alias kata penghubung, artinya teks ini mengandung banyak kata penghubung untuk menyambungkan frasa ataupun kalimat. Dengan pemilihan kata penghubung yang tepat, teks akan terlihat menyatu dan utuh.
3. Terdapat beberapa kata rujukan, artinya eksemplum memiliki kata yang mengacu pada suatu hal guna mendapat keterangan lebih detail. Kata ini biasanya terwujud dalam bentuk kata ganti namun merujuk pada bentuk kata sebelumnya.
4. Menggunakan kata kerja, artinya banyak verba yang bisa Anda temukan dalam suatu kisah eksemplum. Baik dalam bentuk aktif maupun pasif.
Contoh Teks Eksemplum
Agar pemahaman Anda mengenai teks eksemplum lebih mendalam, simak salah satu contoh kisah berikut.
Valerie
Sebut saja aku Alea. Aku seorang mahasiswa akhir di sebuah perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah. Hidupku berjalan dengan apik layaknya mahasiswa lainnya. Meski tak terlalu mentereng dalam hal akademis, nilaiku juga tak bisa dikatakan buruk.
Selain itu, aku aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan volunteer di sekitarku. Ditambah, sejak semester 5 lalu, aku mulai mengambil pekerjaan part time sebagai guru les privat dan penerjemah freelance. Hasilnya, lumayan untuk memenuhi kebutuhanku di perantauan tanpa perlu terus-terusan merongrong ortu.
Namun, kehidupanku mulai berubah. Aku tiba-tiba jatuh sakit dan tak sadarkan diri beberapa kali. Kakakku yang memang berkecimpung di dunia medis mulai curiga dengan keadaanku dan menyuruh pulang ke kampung halaman di Jakarta.
Aku bersikukuh aku tak apa-apa, sehat tanpa suatu kekurangan. Walaupun beberapa kali memang kerap mimisan, sakit kepala parah, hingga kejang tanpa sebab. Mungkin, aku hanya terlalu lelah. Tapi tidak, aku divonis kanker otak oleh 3 dokter yang kudatangi.
Hari-hariku berubah drastis. Aku perlahan mulai menutup diri. Kuliah kutinggalkan begitu saja di pertengahan semester. Rutinitasku yang padat ala kura-kura (kuliah-rapat-kuliah-rapat), kini beralih menjadi rumah-rumah sakit. Aku menarik diri dari semua pergaulan yang kumiliki dan mendadak menjadi pendiam. Aku tahu endingku akan ke mana. Tak banyak yang selamat dari kanker otak stadium 3 sepertiku.
Rumah sakit sudah seperti menjadi rumah kedua. Saking banyaknya waktu yang kuhabiskan di sana, aku mulai mengenal Valerie. Gadis 9 tahun penderita leukemia yang kerap kujumpai di sela sesi terapi. Ia ceria, selalu penuh tawa. Meski tampilannya lebih kurus dari seharusnya dan kepalanya tak ditumbuhi rambut sama sekali, ia tetap nampak bersemangat di mataku.
Valerie mengidap leukemia sejak kecil, bahkan divonis tak akan sampai usia 5 tahun. Tapi lihatlah, dia di hadapanku sekarang. Ia tak pernah keluar rumah, bahkan sekolah pun dilakukan dengan menyewa pengajar ke rumah alias home schooling.
Valerie kerap bercerita mengenai keinginannya untuk bisa naik ke puncak gunung atau bermain di pantai. Hal yang kerap kulakukan dulunya. Satu-satunya yang bisa kulakukan untuk menghiburnya adalah menceritakan perjalananku ke gunung dan pantai.
Bulan ini, aku kembali menjalani sesi terapi. Kali ini tanpa Valerie. Dia tak sedang absen, tapi memang Tuhan telah memanggilnya. Namun, aku selalu mengingat ucapannya “Banyak orang yang mau dan berani mati, Kak. Tapi, tak banyak yang berani untuk menghadapi hidup. Aku mau hidup lebih lama untuk menghadapinya bersama Mama Papa.”
Di titik itu aku tersadar, selama ini aku pengecut sekali menyerah pada penyakitku dan bahkan memvonis diri sendiri untuk cepat-cepat mati. Valerie yang sekecil itu saja bisa sesemangat itu menghadapi semuanya. Rest in peace, Valerie. Kami yang kau tinggalkan akan terus berjuang, berbagi, dan saling menyemangati untuk terus berani hidup.