pengertian tasawuf

Pengertian Tasawuf, Sejarah, Prinsip dan Landasannya

Posted on

Kehidupan Rasulullah yang sangat sederhana, tidak terhasut oleh kemewahan dunia. Hal tersebut merupakan bagian dari tasawuf. Apa pengertian tasawuf? Bagaimana prinsipnya? Sabar semua akan dibahas lengkap di artikel ini.

Sebagai seorang muslim yang ingin dicintai oleh Allah SWT tentulah dengan mengikuti pedoman dari-Nya, dengan men-contoh kehidupan Sang Rasul sebagai suri teladan kehidupan.

Baik, selengkapnya tentang tasawuf, silakan simak artikel di bawah ini dengak seksama.

Pengertian Tasawuf

Tasawuf secara etimologi berasal dari serapan bahasa arab, yaitu dari kata tashawwafa, yarashawwafu. Namun ada pula yang menjelaskan bahwa tasawuf berasal dari kata shuf yaitu yang artinya bulu domba.

Maksud dari kata tersebut menjelaskan bahwa, penganut tasawuf mempunyai kehidupan yang sangat sederhana, dengan hati mulia serta menjauhi pakaian dari sutra dan memakai pakaian dari kain yang berasal dari bulu domba, yang bulunya kasar.

pengertian tasawuf

Tasawuf juga berasal dari kata shaff yang artinya adalah barisan, yang dimaksud dengan barisan di sini yaitu para jamaah yang selalu berada di barisan paling depan ketika melaksanakan ibadah sholat. Sebagaimana yang sudah diketahui bahwa barisan paling depan akan mendapatkan kemuliaan dan pahala dari Allah SWT.

Baca Juga: Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap

Adapula kata tasawuf berasal dari kata shafa yang artinya yaitu jernih, bersih atau suci. Maksudnya adalah, bahwa mereka menyucikan dirinya di hadapan Allah SWT dengan latihan kerohanian yang sangat dalam, dengan terus melatih untuk menjauhi segala sifat yang kotor, yang tidak Allah sukai.

Adapun pendapat lain yang mengatakan bahwa tasawuf diambil dari kata shuffah yaitu artinya serambi Masjid Nabawi yang tempatnya sangat disukai sekelompok sahabat Rasulullah. Kejadian yang melatarbelakangi hal tersebut adalah, ketika sekelompok sahabat yang dulu hidupnya sangat zuhud dan memilih untuk berkonsentrasi beribadah hanya kepada Allah SWT.

Sekelompok sahabat itu adalah mereka yang dulunya ikut berpindah bersama Rasulullah dari Mekkah ke Madinah karena keadaannya yang sudah kehilangan harta dan sangat miskin.

Pengertian Tasawuf Menurut Para Ahli

Dalam terminologi ada beberapa pendapat yang berbeda, yang dinyatakan oleh beberapa ahli. Akan tetapi secara umum ada beberapa pendapat ahli yang bisa kita ketahui yaitu:

#1 Syaikh Ibnu Ajibah

Beliau menjelaskan bahwa tasawuf merupakan ilmu yang membawa seseorang agar dirinya bisa lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan melalui penyucian rohani dengan banyak melakukan amal-amal sholeh yang senatiasa dikerjakan. Dengan cara tasawuf yang pertama yaitu dengan ilmu, dan yang kedua dengan amal, dan yang terakhir adalah harunia Ilahi.

#2 H. M. Amin Syukur

Yang berpendapat bahwa tasawuf adalah latihan dengan sungguh-sungguh untuk bermujahadah membersihkan hati, mempertinggi iman, dan terus memperdalam aspek kerohanian dalam pendekatan diri kepada Allah.

#3 Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Berpendapat bahwa tasawuf adalah menyucikan hati dan melepaskan nafsu yang ada pada diri sendiri.

#4 Al-Junaidi

Yang berpendapat bahwa tasawuf merupakan kegiatan untuk membersihkan hati dari perkara yang mengganggu perasaan manusia, menjauhi hawa nafsu, memadamkan kelemahan, dan terus mendekatkan diri pada hal-hal yang Allah ridhoi.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulannya bahwa tasawuf secara umum dapat diartikan sebagai salah satu cara yang dilakukan oleh seseorang untuk bisa menyucikan dirinya dengan menjauhi hal-hal yang sifatnya duniawi.

Baca Juga: Definisi Lengkap Nabi dan Rasul

Tasawuf ini juga dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh manusia untuk memperindah akhlaknya yang bersumber pada agama dengan tujuan bahwa untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Tasawuf ini merupakan sebuah ilmu dalam agama islam, yang hanya memfokuskan dirinya pada aspek spiritual dari agama islam itu sendiri, dengan mengutamakan hubungannya kepada Allah serta kehidupan akhirat kelak.

Tasawuf ini lebih menekankan pada kebutuhan rohani dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga para sufi mengatakan bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang abadi, dan hanya pada Allah mereka menyerahkan seluruh jiwa mereka.

Sejarah Tasawuf

Munculnya tasawuf dalam agama islam ini tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran islam itu sendiri. Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul untuk menjadi contoh dalam kehidupan umat islam.

Pada masa itu dalam sebuah kehidupan Rasulullah yang sederhana, dan mengabiskan waktunya untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.

Loading...

Bahkan sebelum Sang Nabi diangkat menjadi Rasul, beliau sering melakukan kegiatan sufi dengan melakukan uzlah di Gua Hiro selama berbulan-bulan, sampai beliau menerima wahyu pertamanya saat diangkat menjadi Sang Rasul.

Waktu malamnya lebih sedikit, karena dihabiskan dengan beribadah pada Allah dengan memperbanyak dzikir. Tempat tidurnya yang sangat sederhana terbuat dari pelapah kurma yang dijadikan sebagai alas tidur, dan kehidupan sehari-harinya yang sangat sederhana. Kehidupan yang seperti itu lalu di contoh oleh sahabat-sahabatnya, tabi’in dan terus turun-menurun sampai sekarang.

Rasulullah saat itu melakukan pendalaman terhadap aspek spiritual di kalangan umat muslim, sehingga dari situ muncullah di Madinah dua kelompok yang kemudian memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan ummat.

Kelompok pertama, yaitu para qori’ dari kaum Anshor. Ketika itu mereka bekerja di waktu siang, dan mengabiskan waktu malamnya untuk beribadah kepada Allah, mereka membaca Al-Qur’an, dzikir, dan bertahajud di samping tiang-tiang masjid.

Kelompok kedua, yaitu dikenal dengan zuhud, kemudian menjadi tempat penisbatan tasawuf, yaitu ahl al-suffah. Latar belakang penyebutan ahl al-suffah, untuk kelompok zuhud ini, waktu itu Rasulullah membangun tempat di sekitar masjid Madinah untuk umat islam yang tidak mampu dan para muhajirin yang fakir.

Begitulah kehidupan sufi yang ada pada diri Rasulullah SAW, dan para sahabatnya. Kemudian pada abad-abad berikutnya ilmu tasawuf semakin pesat dengan seiringnya perkembangan agama islam di berbagai penjuru bumi.

Bahkan menurut sejarah, perkembangan agama islam di pelosok Asia begitu berkembang. Di mana ajaran-ajaran tasawuf dibawa oleh Da’i-Da’i islam kaum sufi.

Prinsip Tasawuf

prinsip tasawuf
prinsip tasawuf

Berikut adalah prinsip-prinsip tasawuf yang bisa melatih seseorang agar tidak berlebihan terhadap kehidupan dunia, yaitu:

Dzikir

Mengingat Allah dalam hati maupun lisan dapat membuat hati seseorang menjadi lebih tenang, selain itu dzikir sendiri bertujuan untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya.

Fikr (Meditasi)

Suatu cara untuk bisa memfokuskan pada satu titik, yaitu dengan berdiskusi pada diri sendiri dengan melibatkan pikiran, bahwa untuk apa sebenarnya tujuan dari penciptaan manusia.

Sahr (Bangkit)

Membangkitkan jiwa untuk tetap berada pada jalan yang Allah ridhoi.

Ju’i (Merasa Lapar)

Terus merasakan lapar akan kebutuhan rohani dan pikiran, agar seseorang lebih semangat untuk mencari suatu kebenaran.

Shumt (Menikmati Keheningan)

Dalam suasana yang hening seseorang akan bisa mendengarkan hatinya sendiri, berhenti berpikir dan berbuat yang tidak perlu.

Shawm (Puasa)

Bukan hanya fisik saja yang puasa, akan tetapi pikiran juga perlu akan hal itu, untuk melepaskan hawa nafsu yang timbul dari syahwat. Baca Juga: Doa Buka Puasa Ramadhan

Khalwat (Bersunyi Sendiri)

Memohon dalam kesunyian dapat meningkatkan kekusyukan dalam beribadah.

Khidmat (Melayani)

Melakukan apa yang sudah Allah perintahkan, agar diri bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Landasan Tasawuf

Imam ahli tasawuf mengatakan bahwa jika seseorang ingin bertasawuf, maka bertasawuflah mengikuti ahli tasawuf dengan sebenar-benarnya, yaitu dasarnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan dasar tasawuf menurut para sufi:

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemampuan kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (Rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:115)

“Dan apabila hamba-hambaku bertanya padamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah:186)

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qof:16)

“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepada ilmu dari sisi Kami.” (QS. Al-Kahfi:65)

Dalam pelaksanaan praktik ilmu tasawuf ini tentunya manusia jangan sampai lupa bahwa segala kegiatannya haruslah berdasarkan tentang, apa tujuan penciptaan manusia, hakikat penciptaan manusia, konsep manusia dalam islam dan bagaimana kakikat manusia menurut islam, yang sesuai dengan ajaran agama islam itu sendiri.